1. Air
Alergi yang terbilang sangat langka ini disebut Aquagenic Urticaria. Biasanya penderita merasa gatal-gatal, bintik-bintik merah, perih, serta luka dalam waktu 5 menit setelah kontak dengan air. Penyebab alergi ini membuat para dokter bingung, akibatnya pengobatan pun belum ditemukan. Hal ini membuat penderitanya sulit melakukan kegiatan seperti mandi dan berenang.
2. Sinar Matahari
Berbeda dengan kulit yang terbakar matahari, bagi penderita photo uticaria (alergi matahari) paparan sinar matahri bisa membuat kulit mereka terluka. Walau efeknya masih bisa dikurangi dengan antihistamin dan steroid alergi, para penderita alergi ini tetap tak
bisa terkena sinar matahari terlalu lama, seperti berjemur di pantai.
3. Teknologi
Di masa seperti ini, menghindari teknologi seperti smartphone, Wi-Fi atau TV layar datar, adalah hal yang sulit. Namun bagi orang yang menderita electrosensitivity mau tak mau mereka harus berjauhan dari benda dengan elektromagnetik karena akan bisa sebabkan migrain, nyeri pada dada dan timbul ruam di kulit. Orang dengan electrosensitivity harus waspada dengan benda-benda seperti ponsel atau microwave.
4. Sepatu
Walau terdengar konyol, namun ada beberapa orang yang mengalami gejala fisik akibat alas kaki. Misalnya timbul peradangan, kulit pecah-pecah serta rasa perih. Hal ini dikarenakan pewarna, lem, karet, dan bahan-bahan lain yang bisa bersentuhan dengan salah satu bagian tubuh yang mudah berkeringat, telapak kaki. Biasanya orang yang menderita alergi ini harus sering mencoba banyak alas kaki sampai akhirnya menemukan sepatu yang tepat.
5. Pakaian Dalam
Sama seperti sepatu, pakaian dalam mengandung bahan kimia dan kain yang dapat menyebabkan iritasi bagi orang yang memiliki kulit sensitif. Bahan lateks, karet serta bahan kimia yang digunakan untuk membersihkan serta mengawetkan kain, biasanya menjadi penyebab utama alergi.
6. Udara Dingin
Jika tubuh terlalu lama terpapar udara dingin, Anda memang lebih mudah terserang flu. Tapi bagi penderita ‘cold uticaria’ (alergi udara dingin) munculnya flu dapat berbarengan dengan gejala gatal, rasa terbakar atau tertusuk, hingga sesak napas. Hingga saat ini belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan alergi ini, namun gejalanya bisa diminimalisirkan dengan obat alergi yang banyak dipasaran.
7. Makanan & Minuman Kecuali Air Mineral
Seorang warga negara Australia, Kaleb Bussenschutt memiliki kondisi kesehatan yang sangat jarang dan bahkan belum ada nama ilmiah untuk penyakitnya tersebut. Jika ia mengonsumsi sesuatu selain air mineral, es dan minuman lemon tertentu, ia akan mendapatkan masalah parah pada perut, mulai dari muntah-muntah hingga luka yang menyebabkan Kaleb sering keluar masuk rumah sakit. Untuk tetap mendapatkan nutrisi yang ia butuhkan, Kaleb mengonsumsi susu formula selama 20 jam tiap harinya melalui tabung.