Seorang guru berinisial AT yang mengajar Multi media di SMK Negeri 1 Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, secara tak sengaja memutar video po rno di hadapan murid-muridnya kelas 10.
Beberapa siswa menceritakan, AT mengeluarkan laptopnya serta memasang seperangkat alat proyektor seperti biasanya. Namun, betapa kagetnya para murid, ternyata yang muncul di layar justru adegan film po rno.
Sementara itu AT masih sibuk mengotak-atik perangkat lainnya serta menyiapkan materi mengajar. Dia tidak menyadari salah memencet file pribadinya. Sementara puluhan murid masih terpaku diam bercampur bingung, asyik menikmati video po rno di kelas mereka.
"Waktu itu kami kira bagian dari materi, kami hanya diam bercampur bingung," ujar seorang siswi yang enggan disebutkan namanya, Senin (25/4).
Sementara itu Dea, seorang siswi kelas 10, mengaku kaget melihat adegan seorang dokter dengan suster. "Ada anak-anak yang sempat bilang, astaghfirullah karena kaget melihat adegan itu," ungkap Dea.
"Begitu melihat tayangan itu saya langsung mengucap, astaghfirullah. Setelahnya saya tidak melihatnya lagi," kata Dea malu-malu. Hal senada disampaikan Aldi dan Diki. Mereka menceritakan kondisi siswa saat melihat tayangan mengaku tidak terlalu kaget.
"Videonya ada adegan dokter meraba-raba seorang wanita. Tapi tidak telanjang," ungkap Aldi diamini Diki.
Begitu menyadari ada kekeliruan mata pelajaran, muka AT langsung memerah, mematikan videonya, dan meninggalkan ruangan kelas terburu-buru.
Ketika dihubungi melalui ponselnya, AT mengakui perbuatannya tidak sengaja dan sudah meminta maaf.
"Waktu itu saya sedang membuka internet dan mengutak-atik laptop, ternyata malah memutar film," ujarnya menyesal kepada wartawan.
Dia berharap kejadian ini tidak berkembang dan berdampak buruk terhadap sekolah. Dia tidak mengetahui bahwa komputer jinjingnya menyimpan film syur tersebut.
"Ini semua ketidaksengajaan dan kekeliruan dan sudah diselesaikan. Semoga ini tidak menimbulkan dampak buruk bagi sekolah," harapnya.
Sementara itu anggota DPRD Gunungkidul, Desianti menyayangkan kejadian tersebut. Menurut dia, sebagai salah seorang guru, AT harus mampu memberikan teladan yang baik terhadap murid-muridnya.
"Saya menyayangkan atas kejadian tersebut dan berharap kejadian ini tidak terulang. Kasihan para siswa," ungkapnya.
Meskipun sudah berlangsung cukup lama, tayangan film po rno yang ditonton muridnya tersebut sampai kemarin masih jadi perbincangan di Wonosari. Sebab pasca-pemutaran film po rno tersebut tersebut, menjadi perbincangan di kalangan pelajar. Muncul pendapat beragam, rata-rata murid menyayangkan kejadian itu sekalipun bukan kesengajaan.
Wakasek SMKN 1 Wonosari, Sudarmi, saat ditemui wartawan mengaku kaget dengan pemberitaan pemutaran film po rno tersebut. Ia baru mengetahui kabar setelah membaca surat kabar.
"Maaf, kepala sekolah saat ini sedang sakit, jadi tidak dapat menemui rekan-rekan," terangnya.
Merasa tidak mengetahui kronologi kejadian, dia tidak memberikan keterangan rinci.
"Sebentar, mungkin lebih baiknya kita langsung berkomunikasi dengan Pak Aris Taryana (AT) agar semuanya jelas," katanya.
Di ruangan kepala sekolah, tidak lama kemudian Aris Trayana guru MM yang ditunggu-tunggu datang.
"Pak Aris ini tidak neko-neko, selama mengajar di SMKN 1 ia juga tidak pernah memiliki masalah," kata Sudarmi memandang ke arah Aris.
Aris Trayana mengaku tidak sengaja memutar video yang tidak sesuai dengan materi pelajaran. Ia menyadari ada yang tidak beres dalam tampilan video setelah mengetahui ada salah seorang murid keluar dari ruang kelas.
"Video itu sebenarnya bukan po rno, karena hanya tayangan dua dokter, menceritakan pasien terkena penyakit kanker payudara. Artinya, jika dilihat secara menyeluruh bukan po rno seperti yang diberitakan," kata Aris.
Namun saat ini, pria asal Jalan Kaliurang ini menambahkan karena merasa tidak nyaman dan mengakui terjadi kesalahan penayangan video di luar materi, file yang menghebohkan tersebut langsung dihapus.
"Tadi malam sudah saya jelaskan saat wartawan Radar Jogja mengkonfirmasi kejadian itu. Intinya, ini bukan film po rno," tegasnya.
Menyikapi hal itu Sudodo MM, Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) telah menerjunkan stafnya melakukan kroscek ke SMKN 1 Wonosari. Kemudian dia menyayangkan keteledoran guru AT dalam menyiapkan materi belajar untuk muridnya. "Jangan sampai kejadian ini terulang," katanya.