Epilepsi atau ayan atau sawan identik dengan orang yang mengalami kejang-kejang. Tapi ternyata jenis epilepsi tak hanya kejang-kejang saja, karena sering bengong yang sampai sebengong-bengongnya juga salah satu jenis epilepsi. Epilepsi adalah kejang spontan sebanyak 2 kali atau lebih tanpa sebab yang jelas. Kondisi ini disebabkan oleh adanya listrik di otak yang berlebihan. Epilepsi dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan serangannya yaitu epilepsi umum (kesadaran terganggu) dan epilepsi parsial.
Salah satu jenis epilepsi umum adalah petit mal (absence) yang mana pasien tampak hilang kesadaran sesaat (bengong), biasanya terjadi hanya beberapa detik saja tapi bisa berulang-ulang dalam 1 hari.
"Serangan bengong ini bisa puluhan kali dalam sehari kadang bisa mencapai 30 kali," ujar Dr Hardiono D Pusponegoro, SpA(K) dari divisi saraf anak, Departemen Ilmu Penyakit Anak UI dalam acara seminar media 'Mari Hapus Stigma Negatif Epilepsi' di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (15/12/2011).
Dr Hardiono menuturkan orang yang terkena serangan bengong biasanya tidak sadar ketika ada orang yang berusaha untuk menyadarkannya seperti melambai-lambaikan tangan di depan wajahnya. Tapi nanti ia akan sadar sendiri, lalu bisa mengalami serangan bengong kembali.
"Serangan bengong ini bisa dicetuskan dengan menarik napas dalam dan menghembuskannya, kondisi ini tidak merusak otak dan umumnya sangat mudah untuk diobati," ujar Dr Hardiono.
Sementara jenis epilepsi umum lain yang banyak ditemui adalah epilepsi tonik klonik yaitu epilepsi yang mengalami kejang-kejang atau kelojotan seluruh tubuh yang kadang disertai dengan mulut berbusa. "Kondisi ini harus dihentikan secepatnya karena jika ia mengalami kejang sampai 15-30 menit maka bisa menyebabkan kerusakan otak. Tapi bagi dokter kondisi ini lebih mudah untuk diobati," ungkapnya.
Selain itu ada pula epilepsi tonik yaitu serangan berupa kejang atau kaku seluruh tubuh, epilepsi atonik yaitu serangan berupa tiba-tiba jatuh seolah-olah tidak ada yang menahan, dan mioklinik yaitu berupa kontraksi dari salah satu atau beberapa otot tertentu. Sedangkan untuk epilepsi parsial (fokal) terjadi hanya pada 1 sisi saja akibat kelebihan listrik di satu daerah tertentu di otak, namun biasanya orang masih bisa sadar. Misalnya mengalami kejang-kejang hanya di bagian tubuh sebelah kiri, kejang-kejang di mulut.
"Terdapat pula catamenial epilepsi yang menyerang perempuan dengan serangan berulang pada periode menstruasi," ujar dr Lyna Soertidewi, SpS(K) MEpid dari Departemen ilmu penyakit saraf UI. dr Lyna menuturkan perempuan yang mengidap epilepsi jenis ini mengalami tingkat emosi yang meningkat tajam saat menstruasi, karena adanya perubahan konsentrasi dari hormon estrogen dan progesteron.
"Hormon estrogen diketahui sebagai pro kompulsif sedangkan progesteron sebagai kontra kompulsif. Biasanya diketahui dengan membuat diari menstruasi selama 6 bulan dan lihat kejang (seizure) yang terjadi," ujar dr Lyna.
Sumber : detikhealth.com