Bahasa Tata Tertib Kelas
Oleh
AHMAD EFENDI,S. Pd.
Guru Bahasa dan Sastra IndonesiaSMA Negeri 1 Girimarto
Jikamelihat Bank Data Kelas yang terpasang di masing-masing kelas baik dari tingkatsekolah dasar hingga sekolah menegah atas, maka di sana kita akan menemukansederatan butir-butir tata tertib kelas. Yang paling menarik adalah butir ketujuh dari tata tertib kelas tersebut, yaitu: 7. Bagi siswa yang membawa hp, harus dimatikan saat jam pelajaran.
Jika mencermati kalimat dalam butirke tujuh tata tertib kelas tersebut, maka akan menimbulkan dua penafsiran yangberbeda. Yang pertama adalah tata tertib itu berarti siswa harus mematikan hp-nya saat jam pelajaran (yangdimatikan adalah hp). Penafsiran yang kedua adalah siswa yang membawa hp harus dimatikan saat jam pelajaran(yang dimatikan adalah siswa yang membawa hp).
Darikedua penafsiran tersebut, maka butir ke tujuh dari tata tertib kelas tersebutmerupakan kalimat yang ambigu, yaitu kalimat yang mempunyai makna ganda sehinggamenimbulkan keraguan. Alangkah baiknya jika kalimat dalam tata tertib tersebutdiganti dengan: Bagi siswa, hp harusdimatikan saat jam pelajaran. Alternatif kalimat yang lain adalah: Hp harap dimatikan saat jam pelajaran. Daridua contoh kalimat tersebut, maka tidak akan menimbulkan banyak penafsiran dankalimat itu tetap memiliki maksud yang jelas. Kesimpulannya adalah denganmemerhatikan struktur kalimat dalam penulisan butir-butir tata tertib kelas,maka tidak akan menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda dari seluruh warga sekolah.