Headline Hari ini

Ini Dia Isi Surat FIFA yang Menolak Akui KPSI


JAKARTA—Kendati Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) telah menyatakan mengambil alih organisasi PSSI, namun federasi sepak bola dunia belum memberikan pengakuan.

FIFA dalam suratnya yang diterima Republika, Jumat (30/12) menegaskan tetap mengakui peranan PSSI sebagai pengontrol seluruh kegiatan sepak bola nasional.

Hak penuh yang legal dalam menjalankan kegiatan sepak bola juga masih dipegang Djohar Arifin Husin cs.

Berikut surat FIFA yang diterima Republika:

FIFA would like to highlight that the role of the PSSI is to organise and supervise in all its form at national level, as well as to control association football in the territory of its country, as stipulated in the FIFA Statutes (cf. art. 10 and art. 13 of the FIFA Statutes).

FIFA and AFC strongly encourage the PSSI and the clubs that have joined the break-away ISL to find an amicable solution to the current situation for the common good of Indonesian football. However, should this not be possible, the PSSI must take appropriate measures to ensure that all football activities remain under its control.

As you know on 15 December 2011 a meeting between a FIFA/AFC delegation and PSSI took place in Tokyo. PSSI was reminded that Art. 18 al. 1 of the FIFA Statutes prescribes that “Leagues or any other groups affiliated to a Member of FIFA shall be subordinate to and recognized by that Member”.

 The ISL is neither subordinate to nor recognized by PSSI. The clubs playing in the ISL, by their action, are jeopardizing the capacity of PSSI to comply with the FIFA statutes. It is thus essential that PSSI takes appropriate measures in order that the clubs playing in the ISL come back under the control of PSSI.

 FIFA advises that no PSSI official (in particular referees) should officiate in the ISL. Players playing in the break-away ISL will not be able to be transferred abroad, as the Transfer Matching System (TMS) will be switched off for the ISL clubs. These players should also not be allowed to play in their national team.

 Should the situation not be resolved by 20 March 2012, FIFA will have to report the case of the PSSI to the FIFA Associations Committee for review and possible sanction


Kind regards,


FIFA
Media department



Terjemahan bebas:

FIFA ingin menekankan bahwa peran PSSI adalah untuk mengatur dan mengawasi seluruh bentuk kegiatan di tingkat nasional, serta mengontrol asosiasi sepak bola di seluruh wilayah negaranya. Ini seperti diakui dalam statuta FIFA pasal 10 dan pasal 13.

FIFA dan AFC sangat mendorong PSSI dan klub yang telah memisahkan diri dalam ISL untuk menempuh solusi yang konstruktif untuk kebaikan bersama sepak bola Indonesia. Namun jika hal itu tidak memungkinkan, PSSI harus mengambil tindakan untuk menjamin segala kegiatan sepak bola berada dalam kendalinya.

Seperti diketahui pada 15 Desember 2011 telag diadakan pertemuan antara delegasi FIFA/AFC dengan PSSI. PSSI telah diingatkan mengenai statute FIFA pasal 18 ayat 1 yang menyebut “Liga atau segala hal yang berhubungan dengan keanggotaan FIFA (federasi sepak bola suatu Negara) harus merupakan dikontrol dan diakui oleh anggota (FIFA) tersebut,”

ISL bukan subordinat ataupun tidak diakui PSSI.  Klub yang bermain di ISL, dengan tindakan mereka, telah membahayakan kapasitas PSSI untuk memenuhi statute FIFA. Dengan demikian, penting bagi PSSI untuk mengambil langkah yang tepat agar klub yang bermain di ISL kembali di bawah control PSSI.

FIFA menyarankan agar tidak ada ofisial PSSI (terutama wasit) yang berada di ISL. Pemain yang bermain di liga breakaway ISL tidak bisa ditransfer keluar negeri dan TMS pemain ISL juga akan dimatikan. Para pemain ini juga diwajibkan larangan untuk bermain di tim nasional.   Jika situasi tidak dapat diselesaikan hingga 20 Maret 2012, FIFA akan melaporkan kasus PSSI ke FIFA Komite Asosiasi untuk diperiksa dan kemungkinan penjatuhan sanksi.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Butuh Jasa Ini ?