Bagi AS punya seabreg armada rudal jelajah Tomahawk belumlah cukup. Mereka menganggap gerakan arsenal penghancur masal ini masih kelewat lambat. "Kami butuh senjata yang bisa melesat lima kali lebih cepat dari semua senjata yang ada sekarang," ujar Letjen. Robert Kehler, deputy commander dari Komando Strategis AS. Tak perlu berlama-lama. Kehler mengakui kalau saat ini AS sedang mengembangkan rudal jelajah berkecepatan hipersonik. Salah satu kandidatnya adalah X-51.
Punya panjang sekitar 14 kaki (4,2 m) rudal berjulukan WaveRider mi masuk golongan arsenal eksotis dan high-tech. Dengan hidung bersudut, flaps di bagian tengah serta inletdi ba-wah perut, sosoknya merupakan gabungan antara wahana angka-sa luar dan rudal jelajah masa depan. Jangan heran bila Penta gon mematok X-51 WaveRider baru bisa beroperasi satu dekade ke depan. Uji terbang dilakukan paling cepat pada 2008.
Bicara tentang kecepatan, disinilah kunci dari kesaktian X-51. Dalam kondisi normal rudal mampu melesat hingga kecepat an Mach 5. Atau bila dihitung sekitar tujuh kali lebih cepat ketimbang Tomahawk. Dalam penerapan di lapangan jika di-lontarkan dari Laut Arab menuju target di timur Afghanistan, X-51 hanya butuh 20 menit saja buat merampungkan misinya.
Sementara untuk urusan bahan bakar tetap memakai standar AB AS yaitu JP-7. Alhasil bisa di-simpulkan, X-51 memang bu-kanlah sekadar proyek mimpi. (from Angkasa)
Bagi orang awam, proyek pengembangan X-51 terkesan mengada-ada. Maklum, selama ini penerbangan hipersonik dianggap hanya berlaku pada penerbangan luar angkasa atau rudal balistik. Pentagon punya alasan yang menjamin program X-51 bakal melenggang tanpa hambatan. Pada 2004 NASA berhasil melakukan uji coba pe-nerbangan level dengan kecepat-an hipersonik pada wahana X-43A. Berbekal mesin ramjet, wa hana tadi mampu melesat hingga Mach 10. Alias dua kali dari syarat kecepatan minimal X-51. Berbekal ilmu dari NASA, Pentagon tinggal melakukan pembenahan. X-51 Waverider nantinya bakal dikemas kompak hingga seukuran JASSM (Joint Air to Surface Standoff Missile). Tujuannya tak lain agar bisa diusung jet-jet berukuran kecil.
Sementara untuk urusan bahan bakar tetap memakai standar AB AS yaitu JP-7. Alhasil bisa di-simpulkan, X-51 memang bu-kanlah sekadar proyek mimpi. (from Angkasa)