Kim Jong Il, pemimpin tertinggi Korea Utara ini dilahirkan pada 16 Pebruari, 1942 di Khabarovsk, Rusia. (Korea Utara mengklaim bahwa dia dilahir di tempat persembunyian militer di gunung Bakdu, distrik Samjiwon propinsi Yang Gang).
Kim Jong-il adalah pemimpin terkuat dan tertinggi di Korea Utara setelah masa ayahnya, Kim Il-sung. Dia memiliki serangkaian jabatan inti dengan sekaligus termasuk sekretariat umum partai buruh , ketua komite pertanahan nasional, panglima tertinggi pasukan militer Korea Utara, anggota tetap senior dalam komite sentral partai buruh, anggota militer sentral partai buruh, anggota dewan perwakilan rakyat tertinggi, dan lain lain.
Setelah ditetapkan sebagai pewaris ayahnya menjelang pertengahan 1970an, dia mulai tampil di pusat panggung politik dengan menjabat posisi utama seperti sekretariat komite sentral partai buruh dan anggota komite sentral bagian politik dalam partai buruh.
Pada tahun 1990, Kim Jong-il secara de fakto menjadi ranking ke-2 dalam deretan kekuatan dengan dilantik sebagai wakil ketua komite pertahanan nasional, kemudian tahun 1991, dia menjabat sebagai panglima tertinggi pasukan rakyat Korea. Hingga proses persiapan pewarisan Kim Jong-il selesai saat dia menjadi ketua komite pertahaan nasional pada tahun 1993.
Dia mengatasi krisis setelah kematian Kim Il-sung sepanjang 3 tahun dengan sistem ‘pemerintahan oleh ajaran dan pikiran ayahnya’ dari mulai 1994. Dengan menjabat sebagai sekretaris umum partai buruh Korea tahun 1997, era Kim Jong-il dimulai secara nyata.
Kim Jong-il dikenal memiliki hobi khususnya pada perfilman. Sifatnya aktif dan pandai bicara. Dia memanfaatkan slogan ‘kebijakan yang mengutamakan militer’ untuk menguatkan pondasi politiknya secara kokoh. Walaupun Kim Jong-il menaruh perhatian pada penerapan faktor ekonomi pasar pada perekonomian mereka, tetapi masih diragukan bagaimana negara komunis itu menerapkan sistem ekonomi mereka dalam keadaan kekurangan infrastruktur dan kekurangan pangan kronis.
Desas-desus terkait kelahiran Kim Jong-il
Secara garis besar ada 3 versi tentang tempat lahirnya Kim Jong-il. Alasan mengapa tempat asalnya diisukan, adalah lataran masalah itu langsung terkait dengan pembenaran pewarisan kekuatannya. Seluruh sejarah modern Korea Utara direvisi dengan sejarah yang bertujuan membenarkan sistem kekuatan tunggal, Kim il-sung, dan menggunakan sejarah yang sulit ditemui fakta-faktanya itu sebagai landasan dasar untuk membenarkan tindakan pewarisan kekuatannya kepada anaknya, Kim Jong-il.
Oleh karena itu, cerita tentang tempat lahirnya harus memiliki unsur mitos yang dramatis dan agung untuk membuat semua orang menganggap dia sebagai pahlawan atau pemimin mereka di masa depan. Korea Utara mengklaim, Kim Jong-il dilahirkan di tempat tersembunyi di gunung Baekdu pada saat perang, yang sekarang menjadi tempat suci untuk ziarah (khususnya pemuda) orang Korea Utara.
Tetapi, pandangan dominan adalah bahwa tempat lahir sebenarnya adalah Viatsk, 60 Km dari Khabarovsk, dimana ada tempat markas besar brigade khusus ke-88 militer Rusia. Cerita ketiga mengklaim bahwa dia dilahirkan di rumah sakit Soviet di Harmatan, di daerah yang terletak 500 km selatan dari Viatsk dan terdapat di tengah antara Vladivostok dan Bolosilov. Cerita tentang Kim Jong-il yang kontroversial itu bertujuan untuk menekankan upaya perjuangan anti kolonial Jepang dalam marga Kim Il-sung dan Kim Jong il yang dilahirkan di tengah sejarah perjuangan dramatis itu cukup memiliki kemampuan sebagai pemimpin di masa depan.
Masa kecil
[caption id="" align="alignright" width="200" caption="Kim Jong-il yang masih kecil dan ibunya, Kim Jung-sook(tengah][
Walaupun Kim Jong-il menikmati kehidupan enak sejak lahir sebagai anak pemimpin tertinggi Korea Utara, dia menderita tragedi dengan kehilangan adik dan ibunya pada tahun 1948 dan 1949. Perang Korea memaksa Kim sering pindah dari satu sekolah ke sekolah lain selama pendidikan sekolah dasar. Pada tahun 1960, Kim tamat dari sekolah menengah Namsan, sebagian besar dihadiri oleh anak tokoh kelas tinggi di Korea Utara.
Saat dia masih di sekolah Namsan, dia mengikuti ayahnya ke Moskow untuk mengunjungi sidang Partai Komunis Soviet ke-21 pada Januari 1959. Kim Jong-il nampaknya menaruh perhatian besar pada politik pada masa itu, dan aspirasi untuk naik ke kekuatan di masa depan. Dia menghabiskan banyak waktu untuk membantu pekerjaan ayahnya dan juga suka menerima pengarahan laporan dari asisten ayahnya tentang keadaan politik dan segalanya. Menurut seorang tokoh yang mengenal dia pada waktu kecil secara personal (seperti mantan sekretariat partai buruh, Hwang Jang –Yup), dia sangat pintar dan memiliki keingintahuan yang besar.
Masa percobaan
[caption id="" align="alignleft" width="250" caption="Kim Jong-Il dilantik sebagai anggota tetap Badan Politik Komite Sentral Partai Buruh pada tahun 1980."][/caption]
Secara langsung setelah tamat dari jurusan ekonomi politik di Universitas Kim Il-sung 1964, Kim Jong-il mulai memperoleh pengalamanan politik dengan berpartisipasi dalam proyek Komite Sentral Partai Buruh sebagai direktur bagian organisasi. Jabatannya naik setiap dua tahun, pada tahun 1967 dia dilantik sebagai kepala bagian propaganda dan keterangan kebijakan politik nasional, kemudian dia menjadi wakil ketua pada tahun 1969. Pada tahun 1971, dia menjadi ketua Badan Seni dan Budaya, kemudian 1973, dia dipilih menjadi sekretaris bagian propadanda merangkap ketua badan organisasi ( dalam pertemuan tertutup di Komite Sentral Partai Buruh pada September). Menjelang waktu itu, dia tampil sebagai pewaris ayahnya, Kil il-sung.
Kim Jong-Il dilantik sebagai anggota tetap Badan Politik Komite Sentral Partai Buruh pada tahun 1980. Pada Pebruari 1974, sidang paripurna ke-8 Komite Sentral Partai Buruh tahap ke-5, Kim Jong-il dilantik sebagai anggota Badan Politik Komite Sentral (politburo), dan sidang itu juga mengambil keputusan “ mengangkat pemimpin Kim Jong-il yang terhormat sebagi pewaris pemimpin agung yang mulia Kim Il-sung”. Setelah hari itu, Kim Jong-il tidak pernah disebut dengan nama aslinya tetapi sebagai ‘pusat partai ‘. Pada Pebruari 1975, sidang paripurma ke-10 Komite Sentral Partai Buruh sepakat secara bulat tentang panggilan Kim Jong-il sebagai ‘pemimpin yang terhormat’. Hal itu berarti Kim Jong-il memiliki posisi yang kokoh sebagai pewaris.
Pada sistem Korea Utara, kekuatan datang dari partai. Khususnya, urusan merancang organisasi dan propaganda merupakan inti kegiatan partai komunis. Kim Jong-il menyiapkan pewarisannya melalui pengambilan pejabat urusan inti dalam partai buruh. Oleh karena it, dapat dikatakan bahwa proses pewarisan itu dilaksanakan selama 20 tahun .
Satuan khusus untuk revolusi
[caption id="" align="alignleft" width="300" caption="Para penari Korea Utara mengadakan pertunjukan yang bertema ‘satuan tugas untuk revolusi’"][/caption]
Adalah nama organisasi inti maupun sekaligus berarti sebuah gerakan, yang memainkan peranan penting dalam proses pengukuhan kekuasaan Kim Jong-il. Berdasarkan amanat Kim Il-sung pada 13 Februari 1973, Kim Jong-il dilantik sebagai penasehat orgaisasi itu pada September tahun yang sama.
Satuan khusus untuk revolusi adalah tim utama yang terdiri atas pemuda intelektual dari partai. Mereka dikirim ke semua sektor instansi nasional sebagai pengawas dengan tugas untuk mengatasi konservatisme, mannerisme, dan bentuk pikiran terbelakang di organisasi setempat, dan mendorong pembaruan(revolusi) 3 bidang (ideologi, teknologi dan budaya).
Dengan kewenangan untuk mengontrol, inspeksi dan mengawasi, anggota satuan tugas itu turun ke badan instansi pemerintah dan badan lain. Peranan utama mereka adalah langsung melapor kepada komite sentral partai tentang kegiatan organisasi setempat. Oleh karena itu, tim khusus itu digunakan oleh Kim Jong-il untuk menguasai semua instansi nasional dan menyampaikan amanatnya ke seluruh sektor secara efisien. Melalui itu dia bisa mengumpulkan informasi dan memberikan amanat. Dia dapat dengan cepat mengotrol organisasi partai, menggunakan tim itu sebagai pondasi yang kuat bagi kekuatan politiknya.
Proses untuk menguasai kekuasaan oleh Kim Jong-il
[caption id="" align="alignright" width="300" caption="Kim Jong-il menginspeksi parade pasukan militer, 1997"][/caption]
Penampilan pertama Kim Jong-il di panggung politik secara resmi terjadi pada Oktober 1980 dalam sidang partai buruh ke-6. Pada hari itu, dia dipilih sebagai kader Politbiro politik, sekretaris Badan Sekretariat, dan anggota Komite Militer. Memegang jabatan di Badan Politbiro merangkap Badan Sekretariat membuat dia paling kuat di komite sentral, da mulai memegang kubu militer sebagai anggota komite militer.
Kim Jong-il memulai kegiatan diplomatik tingkat puncak selama tahun 1983 dengan mengunjungi RRC , dan bertukar kartu Tahun Baru dengan pejabat tinggi Cina dan Soviet sejak 1986. Istilah ‘kepemimpinan dalam kunjungan di lapangan’ sebelumnya hanya boleh disebutkan bagi kegiatan Kim Il-sung, mulai digunakan untuk Kim Jong-il sejak tahun 1988.
Kim Jong-il 1990 dilantik sebagai wakil ketua divisi pertama Komite Anggota Pertahanan (ayahnya Kim il-sung adalah ketua), kemudian , 1991 dilantik sebagai panglima tertinggi pasukan militer Korea Utara dan 1993 terpilih sebagai ketua komite pertahanan maka dia menguasai secara nyata seluruh kekuatan kubu militer dan kekuatan nasional dengan sekaligus melalui serangkaian proses. Dan memang ada dukungan penuh dari ayahnya pada setiap proses itu.
Pemerintahan negara dengan nasehat almarhum
Selama proses berjalan, Kim Il-sung meninggal tahun 1994. Pekerjaan untuk mewariskan kekuasaan ke anaknya memang bisa dilanjutkan. Tetapi pewarisan kekuasaan itu masih ditantang karena pewarisan kekuasaan tertinggi dari ayah ke anaknya dulunya tidak ada di negara komunis lainnya. Sehingga bagi Kim Jong-il, kematian Kim Il-sung adalah krisis politik amat besar. Di tingkat nasional, kasus itu juga bisa mengancam sistem rejim. Namun, Kim Jong-il mengatasi krisis ini dengan cara yang rinci dan rumit, yakni mencanangkan ‘pemerintahan negaranya dengan memanfaatkan nasehat almarhum (ayahnya)’. Melestarikan kekuatan lewat pengaruh kepemimpinan Kim Il-sung yang penuh karisma dan memanfaatkan budaya budi pekerti tradisional Timur yang menghormati orang tua, Kim Jong-il mengkokohkan kekuatannya sambil terus meningkatkan integrasi rejim.
‘Pemerintahan negara dengan nasehat almarhum’ yang dilaksanakan selama 3 tahun itu berhubungan erat dengan periode bela sungkawa tradisional Korea selama 3 tahun yang dilaksanakan saat orang tua meninggal.
Era Kim Jong-il diluncurkan secara resmi setelah dia dipilih sebagai sekretaris umum partai buruh Oktober 1997, dan pada 1998 terpilih kembali sebagai ketua komite pertahanan , dan revisi UU di dalam sesi pertemuan Dewan Perwakilan Rakyat Tertinggi tahap ke-10. ( Kematian Kim Il-sung dan ‘pemerintahan negara oleh nasehat almarhum’)
3 slogan utama Kepemimpinan Kim jong il
Di antara 3 slogan utama kepemimpinan Kim Jong-il, slogan ‘memimpin dengan budi’ dan ‘dengan merangkul semua’ adalah istilah yang digunakan untuk menekan daya kepemimpinan Kim Jong-il, dan slogan ‘kebijakan mengutamakan militer ‘bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan pembangunan ekonomi nasional dengan memanfaatkan secara penuh kekuatan militer sehingga menyumbang untuk kesejahteraan rakyat.
Memimpin dengan budi
Ekspresi pertama tentang hal itu muncul pada 28 Januari 1993 yang diterbitkan harian partai buruh, Nodong Shimmun, sebagai bagian artikel berjudul ” hidup panjang revolusi sosialis, dimana memimpin dengan budi dilaksanakan!”. Menurut harian itu, slogan itu berarti memimpin rakyat yang merupakan sumber kekuatan, berdasarkan penuh cinta dan kepercayaan , dan Kim Jong-il memimpin rakyat dengan cara yang terbaik dengan rasa penuh cinta . Kim Jong-il sendiri menekankan ‘memimpin dengan budi’ dalam tesisnya 1994 berjudul “sosialime adalah ilmu pengetahuan”,. Hingga sejak itu slogan itu dipromosikan melalui semua media.
Memimpin dengan merangkul semua
Istilah itu sangat berhubungan erat dengan gaya memimpin dengan budi. Menurut definisi Korea Utara, itu adalah “sebuah bentuk kepemimpinan yang merangkul semua rakyat secara keseluruhan’, tanpa mengecualikan rakyat yang terabaikan, tetapi secara hangat merangkul mereka sebagai mitra yang sama untuk menuju jalan reformasi’. Secara ringkas, ekspresi itu bertujuan untuk menekankan kemampuan kepemimpinan Kim Jong-il yang memiliki tekad dan hati yang luas.
Politik mengutamakan militer
Semboyan, ‘militer yang utama’, merupakan ideologi kepemimpinan inti dalam era Kim Jong-il. Boleh dikatakan, itu adalah strategi praktis untuk mewujudkan pokok pikiran Juche, bukan slogan yang menggantikan pokok pikiran Juche. Mempertimbangkan kubu militer adalah satu satunya organisasi paling efisien dan memiliki kemampuan besar di Korea Utara , maka Kim Jong-il tidak memiliki pilihan, untuk mengutakan ‘militer’ sebagai sumber kepemimpinannya dan kebijakannya karena hal itu sangat wajar.
(Era Kim Jong-il – Kebijakan mengutamakan militer)
Kebijakan Kim Jong-il
Krisis rejim Korea Utara menjadi lebih serius karena kesulitan ekonomi dan kekurangan pangan. Untuk mempersiapkan motivasi untuk mengintegrasi rakyat, Kim Jong-il merancang kebijakan dengan inspirasi dari gerakan masa lalu dalam sejarah. Yakni gerakan bernama ‘parade kesulitan” slogan perjuangan anti-Jepang, yang diperkenalkan untuk mengerahkan rakyat dalam rangka mengatasi situasi dimana ekonomi memburuk dan kekurangan pangan hingga ratusan ribu orang mati akibat kelaparan. Era Kim Jong-il secara nyata mulai stabil hanya setelah tahun 2000 dengan mengumumkan bahwa ‘parade kesulitan” berakhir. Setelah melihat suasana RRC yang mengalami liberalisasi dan keterbukaan ekonomi dalam kunjungannya ke Cina, Kim Jong-il menyatakan bahwa “seluruhnya berubah total” . Setelah itu, Kim Jong-il mendorong proyek zona ekonomi Shineuiju(Mencari jalan ekonomi baru dan zona ekonomi Shineuju)dan ‘reformasi ekonomi 1 Juli” (Tindakan reformasi ekonomi 1 Juli)
Upaya negosiasi Korea Utara yang melibatkan krisis nuklirnya tahap kedua itu bisa diterjemahkan sebagai salah satu strategi Pyongyang untuk menjaga rejimnya, bersama dengan kebijakan untuk mencari jalan reformasi dan keterbukaan ekonominya. Hubungan Korea Utara dan AS yang terbentuk pada masa akhir Kim Il-sung menghadapi era perubahan dengan dilantiknya presiden Bush. Di tengah itu, rencana program pengembangan senjata nuklir Korea Utara secara rahasia terbongkar dan kasus itu mengakibatkan krisis nuklir putaran kedua. Krisis itu dipandang sebagai permainan yang sangat beresiko dan nekat yang dilakukan Kim Jong-il untuk tujuan menjaga rejimnya.