Tidak sedikit orang yang melontarkan alasan yang kurang tepat saat ia mengundurkan diri. Alasan yang kurang tepat tersebut, berpotensi memberikan citra buruk dari perusahaan kepada Anda. Apa sajakah yang jadi "alasan salah" untuk resign?
Transportasi
Kemacetan memang menyebalkan. Namun ketika Anda sering kali menyalahkan kemacetan saat berangkat maupun pulang bekerja, coba ubah rute perjalanan atau berangkat lebih pagi dan pulang sedikit lebih malam. Dengan begini, Anda akan merasakan perjalanan yang lebih nyaman tanpa kemacetan. Atau, sebaiknya Anda mulai berpikir untuk menggunakan alternatif moda transportasi lain yang lebih bebas hambatan ke tempat kerja.
Masalah gaji
Ketika Anda merasa gaji yang diterima terbilang di bawah standar, itu bisa saja terjadi. Tapi sebelumnya, cek terlebih dulu pendapatan rata-rata rekan kerja lain dengan posisi yang sama.
Tanggung jawab berlebihan
Jika Anda merasa tanggung jawab yang dibebankan terlalu besar, bisa saja karena Anda tidak pernah belajar berkata “Tidak”. Bagus jika Anda pekerja keras, tapi jangan pernah membiarkan diri Anda “diperbudak”. Perhatikan jam kerja yang berlaku di surat kontrak kerja. Jika terus-menerus lembur, berarti ada yang salah. Coba bicarakan dengan atasan.
Masalah dengan rekan kerja
Masalah klasik, tapi agak sulit untuk dihindari. Bekerja dengan orang lain selama 8 jam per hari tentu berpengaruh terhadap moralitas. Terutama jika dia terus-menerus mengganggu pekerjaan Anda, sehingga mengganggu kinerja pekerjaan lainnya. Sebaiknya, cari cara agar tidak mengganggu Anda secara personal.
Ada tawaran lebih baik
Jangan pernah meninggalkan pekerjaan sekarang ketika ada tawaran di tempat lain, sebab Anda belum mendapatkan kepastian. Jangan sampai Anda justru kehilangan keduanya.
Ingin mulai berbisnis
Pastikan Anda telah mempersiapkan bisnis dengan matang. Bayangkan, semisal Anda telah lama menjadi guru dan tahu seluk-beluk profesi tersebut. Saat Anda memutuskan berbisnis rumahan, membuka warung makan misalnya, Anda harus belajar dan berkonsultasi lebih jauh dengan mereka yang sudah berpengalaman.
Bosan
Setiap pekerjaan punya tingkat kebosanan tertentu. Itulah mengapa disebut pekerjaan, bukan hiburan. Jika Anda tiba pada kebosanan tingkat tinggi, ini tentu akan mengganggu Anda secara kejiwaan. Tapi, coba pertimbangkan sekali lagi. Mungkinkah di perusahaan baru nanti kebosanan tidak akan terulang?