Counter Strike |
"Apalagi, di Indonesia mayoritas tarif akses Internet dan sewa perangkat komputernya sangat mahal," kata Direktur PT Asiasoft (game publisher Indonesia), Suyudi Koeswanto, ditemui dalam pengenalan "@cafe" di Surabaya, Jumat.
Padahal, ungkap dia, di negara tetangga seperti Thailand tarif akses Internet dan sewa perangkat bukan menjadi masalah peminat game online untuk menyalurkan hobinya bermain.
"Hal tersebut karena di Thailand bisa memberlakukan tarif Internet yang terjangkau bagi penggemar game online, sehingga di sana mereka betah berjam-jam di warnet untuk nge-game," ujarnya.
Di sisi lain, ia mengurai, persaingan bisnis antara publisher satu dan lainnya di Indonesia maupun Asia Tenggara semakin ketat. Mereka berlomba-lomba menawarkan beragam produknya kepada pasar.
"Walau peminat game online di warnet minim, kami masih memiliki pasar lain yakni mereka yang bermain di rumah. Kalau di Amerika Serikat, 90 persen penggemar game online mainnya di rumah," katanya.
Kondisi tersebut, tambah dia, memberikan dampak tersendiri terhadap perkembangan industri game online di Indonesia yang sangat pesat saat ini.
"Kini, jumlah publisher game di penjuru Nusantara meningkat dua kali lipat menjadi 30-an, sedangkan tahun lalu hanya 15 publisher game," paparnya.
Mengenai pasar game online nasional, ulas dia, pada tahun ini semakin menyebar sampai ke pelosok Tanah Air meskipun embrio bisnis game online tersebut berasal dari sejumlah kota besar di Indonesia.
"Contoh, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya," katanya.
Terkait pengenalan @cafe, lanjut dia, program tersebut merupakan solusi bagi pemilik warnet dengan menyediakan layanan optimal bagi masyarakat. Upaya itu tidak hanya memberikan keuntungan pemilik warnet melalui pembayaran sewa komputer melainkan pendapatan lain.
"Tiap anggota @cafe akan memperoleh IP Bonus, Item Code, Premium ID Selling, Cyber Cafe Branding`, maupun potongan harga untuk perangkat keras, lunak, serta beragam perangkat permainan," katanya.
Sumber