Sebuah antiklimaks dari kehidupan Briptu Norman dalam kurun waktu tak sampai 1 tahun terakhir ini. Polda Gorontalo tempat ia bernaung sebagai brimob selama ini telah menjatuhkan sanksi pemecatan dengan embel-embel tidak hormat. Reputasi kepolisiannya merosot tajam akibat tindakan indisipliner, mangkir selama 85 hari.
Sungguh ironis. Masih kuat dalam ingatan saya bagaimana ia dielu-elukan oleh masyarakat dari berbagai lapisan atas "prestasinya" berjoget dan menyanyikan lagu Chaiya Chaiya, menirukan Shahrukh Khan, artis idolanya. Tak kurang dari Kapolri sebagai atasan tertingginya memberikan apresiasi kepadanya.
Entah kenapa, semuanya berbalik 180 derajat. Bila semula ia ia mendapat kehormatan berkeliling menampilkan kepiawaiannya dengan dikawal oleh atasannya, namun kemudian ia dijemput paksa dan digiring kembali ke Gorontalo bak teroris berbahaya.
Yah, itulah hidup. Bak sebuah roda yang berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Sayangnya, bagi Norman, mungkin roda itu berputar terlalu cepat kala ia di atas.
Kini, tanpa embel-embel Briptu di depan namanya, akankah ia mampu bertahan sebagai seorang artis penyanyi sebagaimana yang ia pilih saat ini? (mp2)